Wednesday, April 11, 2007

Angsa putih

Angsa Putih yang cantik itu datang kepada seseorang yang ia panggil dengan sebutan Ibu, padahal itu bukan ibunya.. Hanya seseorang yang sudah begitu berjasa dalam memberikan pelajaran mengenai dunia ini.. Ibu sudah tau apa yang mau dikatakan Angsa Putih.. Ibu mulai berusaha menahan perasaan yang akan meluap dalam dirinya.. Ia tahu, kebersamaan mereka hanya untuk sementara..

"Aku akan pergi, Ibu"

"Iya, Nak, Ibu sudah tau.."

"Bagaimana bisa Ibu mengetahuinya?"

"Tentu saja Ibu tau.. Kamu kira Ibu baru kenal kamu 1 hari? 1 bulan? Ibu kenal kamu 10 tahun, Nak.."

"11 tahun, Bu.."

"Oh ya.. 11 tahun.. Dan, ya, tentu saja Ibu tahu kamu akan mengatakan hal serupa, Sayang.. Sama seperti anak-anak kesayangan Ibu yang lain.."

Angsa Putih terdiam, tak dapat berkata-kata.. Lebih tepatnya, Angsa Putih sedang merangkai kata di dalam hatinya untuk ia ucapkan kepada Ibu.

"Ibu hanya berpesan, Nak.. Jangan lupakan apa yang sudah Ibu ajarkan padamu.. Kamu harus terus berlatih, berusaha, dan berkembang sendiri sesuai kemampuanmu.. Dan yang pasti, jangan lupakan Ibu.."

"Tentu, Bu.. Aku tak akan melupakan Ibu.. Dan pasti, Bu, aku pasti akan mengembangkan semua yang telah Ibu ajarkan padaku.. Sungguh.. Dan aku ingin berterimakasih sebesar-besaranya pada Ibu, telah membimbing aku dengan penuh cinta dan kasih sayang.. Ibu telah merubah aku, anak angsa yang buruk rupa.."

"Kau tidak buruk rupa.. Kau sangat cantik.. Kau angsa yang sangat cantik.."

Keduanya terdiam dan hanya saling berpandang. Sampai akhirnya, Angsa Putih mengulurkan tangan, hendak berjabat tangan dengan Ibu. Ibu menyambut tangannya dan menariknya ke dalam pelukan.

Sambil terisak, Ibu berkata, "Aku menyayangimu, Nak."

"Aku juga, Bu.. Aku juga.. Sudah, Ibu jangan menangis.."

"Ibu menangis karena senang, Angsa Putih ku yang cantik.. Karena Ibu bisa melihatmu mengembangkan sayapmu, terbang bebas, dan menyapa dunia.."

"Selamat tinggal, Bu. Aku akan sering mengunjungi Ibu."

Pelukan dilonggarkan. Ibu berhenti menangis. Angsa Putih perlahan meninggalkan Ibu, mengepakkan sayapnya, terbang melayang dengan anggun. Ia merasa sangat bebas dan lepas.

Ibu memandang dari kejauhan, Angsa Putih yang cantik telah pergi meninggalkannya. Dalam hatinya ia berkata, "Doaku selalu menyertaimu, Nak. Kelak kau pasti sukses. Ibu tahu itu"

***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home